KURIKULUM RAPI WAFIy,, Tugas pengembangan kurikulum
KURIKULUM
IRPA / RAPI ( INTELEKTUAL, REALITA, PENERAPAN, AKTUAL )
UNTUK
SEKOLAH DASAR
Indonesia,
sebagai salah satu dari 5 negara dengan jumlah penduduk di dunia, seharusnya
dapat menjadi sorotan atau pun rujuakan dunia dalam mengolah sumber dayanya.
Jika saja negara tercinta ini berhasil dalam memanajemen kekayaannya. Dan
kalimat yang sudah sangat familiar di telinga kita bahwa “ kemajuan suatu
bangsa dapat di lihat dari keberhasilan pendidikannnya “. Namun realitanya,
sudah berapa kali negara kita mengganti kurikulum yang menjadi acuannya. Tetapi
hasilnya sama saja, masih banyak terjadi kriminalitas, atau keburukan dari
manusianya, terutama usia pelajar. Jika di teliti, paling banyak yang
mempengaruhi dari tindan individu manusianya adalan lingkungan tempat
tinggalnya. Dan oeh Ki Hajar Dewantara, dikemukakan ada yag namanya tri pusat
pendidikan “tiga wadah organisasi yang mempengaruhi pendidikan”, yaitu
keluarga, sekolah, masyarakat. Sekolah sebagai wadah yang dipandang sebagai
pusat dari tri pusat itu seharusnya dapat menggerakkan, menjadikan proaktif tri
pusat tadi, guna mencapai keberasilan tujuan pendidikan. Dalam ilmu psikolog,
fase-fase paradigma manusia terbagi beberapa bagian. Yang paling lunak atau
mudah dimasuki adalah usia dini dan kanak-kanak. Ini dapat menjadi pusat
perhatian untuk merumuskan kurikulum, untuk dampak jarak panjang,sehingga
dengan realita sekarang tidak terkesan tutup lubang gali lubang dan seterusnya.
Komponen
kurikulum RAPI:
1. Tujuan
Dalam
perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional dapat dilihat secara
jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistrm Pendidikan
Nasional, bahwa : ” Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”
Dalam
Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan tingkat
satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan “Tujuan pendidikan dasar adalah
meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut”
Maka,
kurikulim RAPI menitiberatkan pada meletakan dasar, penanaman karakter atau
paradigma tentang pendidikan. Dengan target penanaman karakter atau pola pikir
yang baik pada usia kanak-kanak (sekolah dasar) dapat membentengi siswa dalam
realita kehidupan, dan akhirnya dapat mempengaruhi lingkungan untuk menjadi
lebih baik.
2. Materi
Materi atau bahan ajar dalam Kurikulum
RAPI menggabungkan teori filsafat progresivisme dan kontruktivisme, sehingga di
kemas berdasarkan kebutuhan, realita , dan keadaan peserta didik. Dalam
kurikuum ini, materi dikemas dalam beberapa kelompok, semuanya saling berikatan
namun di kelompokkan untuk Memanajemen pembagian tugas pada guru. Diantaranya :
keagamaan, eksak, paradigma , sosial, dan alam.
3. Strategi
Dalam
pelaksanaannya strategi penerapan kurikulum RAPI melibatkan tri pusat
pendidikan. Maksudnya, di sekolahan gedung dan atmosfer suasana di rancang
sesuai tujuannya, sehingga mendukung pembiasaaan pada diri peserta didik.
Setelah di sekolahan mendukung, langkah berikutnya adalah menjalin koordinasi
yang intens dengan wali peserta didik untuk memantau dan membiasakan peserta
didik dalam bersikap di luar sekolah. Koordinasi tidak satu atau du kali saja
dilakukan, tetapi dilakukan intens. Dapat dibentuk paguyuban wali peserta
didik, dan diadakan pertemuan berkala bersama pihak sekolah untuk membahas
strategi dan langkan sinergi yang harus dilakukan.
4. Organisasi
Untuk memaksimalkan
penerapan kurikulum ini, setiap jangka jenjang kelas di berikan standar
pencapaiannya. Sekolah dasar ada 6 jenjang, jadi jengang kelas 1-2 : penamaman
nilai-nilai dasar agama yang kuat dan pembentukan karakter atau pola pikir,
kelas 3-4 : penanaman nilai-nilai paradigma dan sosial, dan kelas 5-6 :
penanaman nilai-nilai agama, sosial dan alam.
Nb : dari setiap jenjang semua kelompok materi
diajarkan, namun yang lebih didtitiberatkan pada yang telah disebutkan di atas.
Bukan mendiskriminasi atau memisahkan tetapi ada pembagian waktu tertentu untuk
mengoptimalkan tercapainya materi.
5. Evaluasi
Evaluasi
merupakan salah satu kompone dalam kurikulim. Ini sangat penting untuk dapat
mengukur, mengetahui, dan memperbaiki ketika ada yang perlu diperbaiki.
Dalam Kurikulum RAPI ini, evaluasi
dilakukan setiap semester, kemudian ketika baik da sesuai target dilanjutkan.
Ketika ada yang kurang tidak langsung di revisi, melainkan melihat perkembangan
dalam satu semester ke depannya. Jadi jika ada revisi, dilakukan paling cepat 1
tahun (tahun ajaran baru).
Penggagas
Kurikulum RAPI,
Muh.
Wafi Abdillah
Komentar
Posting Komentar